Rabu, 11 Juni 2014

Makalah Bimbingan dan Konseling - Layanan Orientasi dan Informasi


TUGAS  KELOMPOK                                 DOSEN PEMBIMBING
 Bimbingan Konseling                                                  Khairiyah S.Pd



TEMA :


 LAYANAN ORIENTASI DAN LAYANAN INFORMASI


Oleh :
Kelompok 6

1.                  Ahmad Athoillah                             : 13.12.3153
2.                  Muhammad Ihsan                           : 13.12.3175
3.                  Murhani                                            : 13.12.3185
4.                  M. Hasbi                                           : 13.12.3167
5.                  Hj. Mukarromah                            : 13.12.3162








SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) DARUSSALAM MARTAPURA
2014/1435

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah Bimbingan dan Konseling ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita dapat membedakan mana yang Haq dan mana yang Batil.
Ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling yaitu Ibu. Khairiyyah, S.Pd yang telah memberikan kami kesempatan untuk membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan untuk lebih giat lagi dalam Belajar.
Akhir kata, Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan baik dari segi bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah  ini, Dari itu Kritik dan Saran sangat  kami harapkan demi kesempurnaan Makalah berikutnya.






Martapura, 13 Maret 2014

KELOMPOK 6


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk didalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan diatas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan saja.
Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa :
1.      Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
2.      Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan sosial.
3.      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4.      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5.      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6.      Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosial-emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
Di samping tujuan-tujuan tersebut, Downing (1968) juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri. Yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka, merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.

B.     Rumusan Masalah
1. Apasaja tujuan-tujuan layanan orientasi dan layanan informasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui tujuan-tujuan layanan orientasi dan layanan informasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling

2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang dibimbing oleh Ibu Khairiyah, S.Pd Selaku dosen pengasuh mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

3.       
BAB II
PEMBAHASAN

BERBAGAI MACAM LAYANAN-LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KOSELING
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya :
1.      Layanan orientasi.
2.      Layanan informasi.
3.      Layanan konten.
4.      Layanan penempatan dan penyaluran.
5.      Layanan konseling perorangan.
6.      Layanan bimbingan kelompok.
7.      Layanan konseling kelompok.

Namun dalam makalah ini kami akan membicarakan tentang layanan orientasi dan layanan informasi saja.


1.      Layanan Orientasi

A.    Pengertian tentang layanan orientasi

Ada beberapa pengertian mengenai layanan orientasi : 
1.      Menurut Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.

2.      Menurut Sukardi (Pengantar pelaksanan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, 2000) layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
3.      Menurut Slameto (Bimbingan di sekolah, 1988) layanan orientasi adalah layanan yang diberikan kepada semua siswa, khususnya siswa baru.

Jadi secara umum  layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dikordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu, mengadaptasi) siswa (juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang tuanya) dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti siswa baru di SMA.

B.     Materi umum dan penyelenggaraan layanan orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada berbagai macam, diantaranya :
1.      Orientasi umum sekolah yang baru dimasuki
2.      Orientasi kelas baru dan cawu baru
3.      Orientasi kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS,ijazah

Layanan orientasi dapat diselenggarakan melalui berbagai cara, terutama ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran dan peminjauan ketempat-tempat yang dimaksud (misalnya ruangan kelas, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain). Materi orientasi dapat diberikan oleh guru kelas dan kepala sekolah. Layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa masuk sekolah atau awal mengikuti kelas atau cawu baru.
Bentuk lain penyelenggaraan layanan orientasi adalah apa yang disebut “hari orientasi” pada hari yang sudah dijadwalkan selama sehari penuh.
Meski hari orientasi itu ditunjuan pada siswa-siswa baru dan orang tua mereka, namun seluruh warga sekolah dapat ikut serta.


C.    Pusat perhatian konselor kepada klien dalam layanan orientasi
Adapun layanan bimbingan dan konseling perlu memiliki orientasi tertentu. Menurut Humphreys dan Traxler (1954) sikap dasar pekerjaan bimbingan itu ialah bahwa individual merupakan suatu hal yang sangat penting. Prayitno (1982) menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling harus berorientasi pada masalah-masalah yang dihadapi oleh klien pada saat ia berkonsultasi. Dengan istilah lain disebutkan asas kekinian. Ini berarti layanan bimbingan dan konseling harus berpusat/berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh klien.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling hendaknya menekankan pada orientasi individual, orientasi perkembangan siswa, dan  orientasi permasalahan yang dihadapi siswa.

1.      Orientasi individual
Pada hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki, dan sebagainya. Menurut Willerman (1979) anak kembar satu telur pun juga memiliki perbedaan, apalagi kalau dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda. Ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan andil terjadinya perbedaan individu. Tylor (1956) juga menyatakan bahwa kelas sosial keluarga dapat menimbulkan terjadinya perbedaan individu.
Perbedaan latar belakang kehidupan individu ini dapat mempengaruhinya dalam cara berfikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.

2.      Orientasi perkembangan
Masing-masing individu berada pada usia perkembangannya. Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu. Pencapaian tugas perkembangan di suatu tahap perkembangan akan mempengaruhi perkembangan berikutnya. Pencapaian tugas perkembangan masa kanak-kanak merupakan masalah yang sangat penting bagi mereka agar berhasil pada tahap perkembangan selanjutnya (masa remaja), begitu pula pencapaian tugas perkembangan masa remaja akan mewarnai keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan masa dewasa dan seterusnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut havighurst yang dikutip oleh Hurlock (1980) antara lain :
a.       Mampu mengadakan hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.
b.      Dapat berperan sosial yang sesuai, baik perannya sebagai laki-laki atau perempuan.
c.       Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya dengan baik.
d.      Mampu menerima tanggung jawab sosial dan bertingkah laku sesuai dengan tanggung jawab sosial.
e.       Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa lainnya.
f.       Menyiapkan diri terhadap karir dan ekonomi.
g.      Menyiapkan diri terhadap perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
h.      Memperoleh nilai-nilai system etis sebagai pedoman dalam bertingkah laku serta dapat mengembangkan suatu ideologi.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menuntut adanya perubahan sikap dan pola tingkah laku yang berbeda dengan sikap dan pola tingkah laku pada masa anak-anak.
Bertolak dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera mendiagnosis sumber timbulnya permasalahan klien. Dengan demikian pemberian layanan dapat berlangsung efektif dan efisien.


3.      Orientasi masalah
Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang  dihadapi oleh klien. Konselor hendaknya tidak terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien. Hal ini disebut dengan asas kekinian (Prayitno, 1985). Artinya pembahasan masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan oleh klien, kadang-kadang konselor terperangkap dalam hal lain yang sebenarnya tidak dirasakan sebagai masalah oleh klien yang bersangkutan. Akibatnya, masalah yang sebenarnya justru tidak teratasi atau bahkan timbul masalah baru. Konselor dapat saja membahas hal-hal lain asal masih ada kaitannya dengan masalah yang dihadapi oleh klien.
Bilamana klien menyampaikan informasi atau berbicara tentang masalah yang tidak ada kaitannya dengan kesulitan yang sedang dikonsultasikan, maka konselor harus membawanya kembali kepada masalah yang sedang dihadapi. Jangan sampai konselor hanyut dalam pembicaraan klien yang menyimpang dari tujuan pemecahan masalah. Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana menanggapi pembicaraan klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk memecahkan masalah klien.


D.    Fungsi dan tujuan layanan orientasi

Secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Adapun kegiatannya yang dilakukan dalam layanan orientasi adalah layanan informasi, yaitu memberikan keterangan tentang berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar (KBM), guru-guru, para siswa lama, lingkungan fisik sekolah, kantin sekolah, ruang bimbingan dan konseling, kantor guru dan kepala sekolah, perpustakaan, laboratorium, mushola sekolah, dan sebagainya.
Adapun tujuan program orientasi ialah untuk memberikan pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan ditempuhnya. Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat mendukung keberhasilan anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan



2.      Layanan Informasi

A.    Pengertian tentang layanan informasi
Layanan informasi ialah layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Klien tidak hanya peserta didik tetapi bisa juga orang tua atau wali.
Secara umum, layanan informasi sama halnya dengan layanan orientasi, ialah  bermaksud untuk memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan orientasi dan informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling. Selain itu akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan informasi itu dengan permasalahan individu. (Prayitno, 2008: 260)
Menurut Prayitno, ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan. Diantaranya ialah :
1.      Informasi dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
2.      Informasi dapat membantu dalam menentukan arah hidup.
3.      Setiap individu adalah unik, keunikan itu akan menghasilkan keputusan dan tindakan yang berbeda-beda, sehingga dapat menciptakan kondisi baru.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat bahwa “masa depan adalah abad informasi”, maka barang siapa yang tidak memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan.


B.     Jenis-jenis layanan informasi
Secara khusus dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, ada tiga jenis informasi, yaitu :
1.      Informasi pendidikan.
2.      Informasi jabatan.
3.      Informasi sosial dan budaya.

1.      Informasi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, terkadang terdapat masalah atau kesulitan yang dihadapi peserta didik. Masalah atau kesulitan itu berhubungan dengan :

a.       pemilihan program studi.
b.      pemilihan sekolah, fakultas dan jurusannya.
c.       penyesuaian diri dengan program studi.
d.      penyesuaian diri terhadap suasana belajar.
e.       putus sekolah.

Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.

2.      Informasi Jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya. Untuk itu mereka membutuhkan banyak pengetahuan dan penghayatan tentang pekerjaan atau jabatan yang akan dimasukinya. Pengertian dan penghayatan ini diperoleh melalui penyajian informasi jabatan.
Informasi jabatan/pekerjaan yang baik sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a.       Struktur dan kelompok-kelompok jabatan/pekerjaan utama.
b.      Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan.
c.       Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing jabatan.
d.      Cara-cara atau prosedur penerimaan.
e.       Kondisi kerja.
f.       Kesempatan-kesempatan untuk pengembangan karier.
g.      Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerjaan, seperti kesehatan, olah raga dan rekreasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak, dan sebagainya.

3.      Informasi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia dikatakan juga masyarakat yang majemuk, karena berasal dari berbagai suku bangsa, agama dan adat-istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini sering pula membawa perbedaan dalam pola dan sikap hidup sehari-hari. Namun perbedaan yang dimiliki itu hendaknya tidak mengakibatkan masyarakatnya bercerai-cerai, tetapi justru menjadi sumber inspirasi dalam hidup bernegara, berbangsa dan bermasyarakat, yang dapat hidup berdampingan antara yang satu dengan yang lain.
Untuk itu, perlunya dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman isi informasi tentang keadaan sosial-budaya berbagai daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial-budaya yang meliputi:
a.       Macam-macam suku bangsa.
b.      Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan.
c.       Agama dan kepercayaan-kepercayaan.
d.      Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan kesalahpahaman suku bangsa lainnya.
e.       Potensi-potensi daerah.
f.       Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu



C.    Materi umum dan penyelenggaraan layanan informasi
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam, diantaranya :
1.      Informasi pengembangan pribadi.
2.      Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar.
3.      Informasi jabatan.
4.      Informasi lingkungan.

Seperti halnya layanan orientasi, layanan informasi juga dapat diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi dengan peragaan, selembaraan, tayangan foto, flim, video, dan peninjauan ketempat-tempat atau objek-objek yang dimaksudkan. Seperti juga dalam layanan orientasi, layanan informasi diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuaan umum, pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok.


D.    Tujuan dan fungsi layanan informasi
Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagi pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembagkan pola kehodupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah pemahaman dan pencegahan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari uraian yang telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi dan layanan informasi memiliki peran penting untuk melaksanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling. Layanan orientasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian penyesuaian diri terhadap lingkungan siswa yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan organisasi ialah permudahannya penyesuian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial,kegiatan belajar,dan kegiatan disekolah lain yang mendukung keberhasilan siswa. Sedangkan layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar dan anggota masyarakat.


B.     Saran
Untuk mahasiswa/i hendaknya lebih lagi mempelajari tentang layanan orientasi dan layanan informasi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Karena materi yang kami bahas banyak sekali mempunyai kekurangan. Kritik dan juga saran tidak lupa juga kami mintakan kepada para mahasiswa/i maupun dosen pembimbing untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya. Karena kami sadar bahwa penulisan makalah kami banyak memiliki kesalahan dan kekurangan.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Prof. Soetjipto & Drs. Raflis Kosasi, M.Sc, (2009), Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Jakarta.

2.      Prayitno, (1999). Panduan Kegiatan pengawasan Bimbingan dan Konseling di sekolah. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.

3.      Prayitno & Amti, Erman. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Rineka Cipta, Jakarta.

4.      Winkel & Hastuti, Sri. (2006). Bimbingan Dan Konseling  Di Institusi Pendidikan. Media Abadi, Yogyakarta.

5.      Fifi Putri, Layanan Bimbingan dan Konseling, http://fifiputri98.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (diakses 10 Maret 2014)

6.      Thari Ayii, Guidance and Counseling, layanan informasi BK, http://counselingndut.blogspot.com/2013/02/layanan-informasi-bk.html (diakses 12 Maret 2014)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar