TUGAS KELOMPOK DOSEN
PEMBIMBING
Bimbingan Konseling Khairiyah S.Pd
LAYANAN ORIENTASI DAN LAYANAN INFORMASI
Oleh :
Kelompok 6
1.
Ahmad
Athoillah :
13.12.3153
2.
Muhammad
Ihsan : 13.12.3175
3.
Murhani : 13.12.3185
4.
M.
Hasbi :
13.12.3167
5.
Hj. Mukarromah :
13.12.3162
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
(STAI) DARUSSALAM MARTAPURA
2014/1435
KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga makalah Bimbingan dan Konseling ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
junjungan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, atas bimbingan Beliau sehingga kita
dapat membedakan mana yang Haq dan mana yang Batil.
Ucapan
terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Bimbingan dan Konseling yaitu
Ibu. Khairiyyah, S.Pd yang telah memberikan kami kesempatan untuk
membuat makalah ini sebagai pedoman, acuan untuk lebih giat lagi dalam Belajar.
Akhir
kata, Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan baik dari segi
bahasa, tulisan, maupun kalimat yang kurang tepat dalam makalah ini, Dari itu Kritik dan Saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan Makalah
berikutnya.
Martapura, 13 Maret 2014
KELOMPOK 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan
dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu
mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan
kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau
jantung hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan konseling
merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah
bimbingan sudah termasuk didalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai
dengan pandangan diatas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan
konseling dapat diganti dengan layanan saja.
Layanan bimbingan sangat dibutuhkan
agar siswa yang mempunyai masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar
lebih baik. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan
bimbingan di sekolah adalah membantu siswa :
1.
Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi
belajar yang tinggi.
2.
Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang
dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan dalam hubungan
sosial.
3.
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan
jasmani.
4.
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan
studi.
5.
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan
dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6.
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah
sosial-emosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan
terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan
yang lebih luas.
Di samping tujuan-tujuan tersebut,
Downing (1968) juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah
sebenarnya sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri. Yaitu membantu
siswa agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologis mereka,
merealisasikan keinginannya, serta mengembangkan kemampuan atau potensinya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apasaja tujuan-tujuan layanan orientasi dan layanan informasi
dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui tujuan-tujuan layanan orientasi dan layanan
informasi dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling
2.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan
Konseling yang dibimbing oleh Ibu Khairiyah, S.Pd Selaku
dosen pengasuh mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
BERBAGAI MACAM
LAYANAN-LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KOSELING
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah,
terdapat beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya :
1.
Layanan orientasi.
2.
Layanan informasi.
3.
Layanan konten.
4.
Layanan penempatan dan penyaluran.
5.
Layanan konseling perorangan.
6.
Layanan bimbingan kelompok.
7.
Layanan konseling kelompok.
Namun dalam makalah ini kami akan membicarakan tentang layanan
orientasi dan layanan informasi saja.
1.
Layanan Orientasi
A.
Pengertian
tentang layanan orientasi
Ada beberapa pengertian mengenai layanan orientasi :
1. Menurut
Prayitno (2004) orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu
yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan
terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang berkenaan dengan tatapan
ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang baru.
2. Menurut
Sukardi (Pengantar pelaksanan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
2000) layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar
berperannya peserta didik di lingkungan yang baru ini.
3. Menurut
Slameto (Bimbingan di sekolah, 1988) layanan orientasi adalah layanan
yang diberikan kepada semua siswa, khususnya siswa baru.
Jadi secara umum layanan orientasi adalah
layanan bimbingan yang dikordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan
wali kelas, dengan tujuan membantu mengorientasi (mengarahkan, membantu,
mengadaptasi) siswa (juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama orang
tuanya) dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti siswa baru di SMA.
B.
Materi umum dan penyelenggaraan layanan orientasi
Materi yang dapat diangkat melalui
layanan orientasi ada berbagai macam, diantaranya :
1. Orientasi
umum sekolah yang baru dimasuki
2. Orientasi
kelas baru dan cawu baru
3. Orientasi
kelas terakhir dan cawu terakhir, EBTA/EBTANAS,ijazah
Layanan orientasi dapat
diselenggarakan melalui berbagai cara, terutama ceramah, tanya jawab, dan
diskusi. Selanjutnya dapat dilengkapi dengan peragaan, selebaran dan peminjauan
ketempat-tempat yang dimaksud (misalnya ruangan kelas, laboratorium,
perpustakaan, dan lain-lain). Materi orientasi dapat diberikan oleh guru kelas
dan kepala sekolah. Layanan orientasi diselenggarakan pada awal siswa masuk
sekolah atau awal mengikuti kelas atau cawu baru.
Bentuk lain penyelenggaraan layanan
orientasi adalah apa yang disebut “hari orientasi” pada hari yang sudah
dijadwalkan selama sehari penuh.
Meski hari orientasi itu ditunjuan
pada siswa-siswa baru dan orang tua mereka, namun seluruh warga sekolah dapat
ikut serta.
C.
Pusat perhatian konselor kepada klien dalam layanan orientasi
Adapun layanan bimbingan dan
konseling perlu memiliki orientasi tertentu. Menurut Humphreys dan Traxler
(1954) sikap dasar pekerjaan bimbingan itu ialah bahwa individual merupakan
suatu hal yang sangat penting. Prayitno (1982) menyatakan bahwa layanan
bimbingan dan konseling harus berorientasi pada masalah-masalah yang dihadapi
oleh klien pada saat ia berkonsultasi. Dengan istilah lain disebutkan asas
kekinian. Ini berarti layanan bimbingan dan konseling harus
berpusat/berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh klien.
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling hendaknya
menekankan pada orientasi individual, orientasi perkembangan siswa, dan
orientasi permasalahan yang
dihadapi siswa.
1. Orientasi
individual
Pada
hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama lainnya. Perbedaan
itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya, pendidikan, sifat-sifat kepribadian
yang dimiliki, dan sebagainya. Menurut Willerman (1979) anak kembar satu telur
pun juga memiliki perbedaan, apalagi kalau dibesarkan dalam lingkungan yang
berbeda. Ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan dapat memberikan andil
terjadinya perbedaan individu. Tylor (1956) juga menyatakan bahwa kelas sosial
keluarga dapat menimbulkan terjadinya perbedaan individu.
Perbedaan
latar belakang kehidupan individu ini dapat mempengaruhinya dalam cara
berfikir, cara berperasaan, dan cara menganalisis masalah. Dalam layanan
bimbingan dan konseling hal ini harus menjadi perhatian besar.
2.
Orientasi perkembangan
Masing-masing individu berada pada
usia perkembangannya. Dalam setiap tahap usia perkembangan, individu yang
bersangkutan hendaknya mampu mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu.
Pencapaian tugas perkembangan di suatu tahap perkembangan akan mempengaruhi
perkembangan berikutnya. Pencapaian tugas perkembangan masa kanak-kanak
merupakan masalah yang sangat penting bagi mereka agar berhasil pada tahap perkembangan
selanjutnya (masa remaja), begitu pula pencapaian tugas perkembangan masa
remaja akan mewarnai keberhasilan dalam melaksanakan tugas perkembangan masa
dewasa dan seterusnya. Sebagai contoh dapat dikemukakan tugas-tugas
perkembangan masa remaja menurut havighurst yang dikutip oleh Hurlock (1980)
antara lain :
a.
Mampu mengadakan hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan
teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.
b.
Dapat berperan sosial yang sesuai, baik perannya sebagai laki-laki
atau perempuan.
c.
Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya
dengan baik.
d.
Mampu menerima tanggung jawab sosial dan bertingkah laku sesuai
dengan tanggung jawab sosial.
e.
Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa
lainnya.
f.
Menyiapkan diri terhadap karir dan ekonomi.
g.
Menyiapkan diri terhadap perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
h.
Memperoleh nilai-nilai system etis sebagai pedoman dalam bertingkah
laku serta dapat mengembangkan suatu ideologi.
Tugas-tugas
perkembangan masa remaja menuntut adanya perubahan sikap dan pola tingkah laku
yang berbeda dengan sikap dan pola tingkah laku pada masa anak-anak.
Bertolak
dari pemahaman tentang perkembangan klien ini, konselor dapat segera
mendiagnosis sumber timbulnya permasalahan klien. Dengan demikian pemberian
layanan dapat berlangsung efektif dan efisien.
3.
Orientasi masalah
Layanan
bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Konselor hendaknya tidak
terperangkap dalam masalah-masalah lain yang tidak dikeluhkan oleh klien. Hal
ini disebut dengan asas kekinian (Prayitno, 1985). Artinya pembahasan
masalah difokuskan pada masalah yang saat ini (saat berkonsultasi) dirasakan
oleh klien, kadang-kadang konselor terperangkap dalam hal lain yang sebenarnya
tidak dirasakan sebagai masalah oleh klien yang bersangkutan. Akibatnya,
masalah yang sebenarnya justru tidak teratasi atau bahkan timbul masalah baru.
Konselor dapat saja membahas hal-hal lain asal masih ada kaitannya dengan
masalah yang dihadapi oleh klien.
Bilamana
klien menyampaikan informasi atau berbicara tentang masalah yang tidak ada
kaitannya dengan kesulitan yang sedang dikonsultasikan, maka konselor harus
membawanya kembali kepada masalah yang sedang dihadapi. Jangan sampai konselor
hanyut dalam pembicaraan klien yang menyimpang dari tujuan pemecahan masalah.
Oleh karena itu, konselor harus arif dan bijaksana menanggapi pembicaraan
klien. Konselor harus selalu sadar akan arah sasaran yang akan dituju untuk
memecahkan masalah klien.
D.
Fungsi dan tujuan layanan orientasi
Secara umum, layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Dengan kata lain
agar individu dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari berbagai sumber
yang ada pada suasana atau lingkungan baru tersebut. Layanan ini juga akan
mengantarkan individu untuk memasuki suasana atau lingkungan baru. Adapun
kegiatannya yang dilakukan dalam layanan orientasi adalah layanan informasi,
yaitu memberikan keterangan tentang berbagai hal berkenaan dengan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar (KBM), guru-guru, para siswa lama, lingkungan fisik
sekolah, kantin sekolah, ruang bimbingan dan konseling, kantor guru dan kepala
sekolah, perpustakaan, laboratorium, mushola sekolah, dan sebagainya.
Adapun tujuan program orientasi ialah untuk memberikan
pengenalan kepada murid-murid tentang kegiatan dan situasi pendidikan yang akan
ditempuhnya. Selain itu layanan orientasi diharapkan dapat mencegah timbulnya
permasalahan penyesuaian siswa dengan pola kehidupan sosial, belajar dan
kegiatan lain di sekolah yang berkaitan dengan keberhasilan siswa. Begitu juga
bagi orang tua agar memahami kondisi dan situasi sekolah sehingga dapat
mendukung keberhasilan anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh
layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan
2.
Layanan Informasi
A.
Pengertian tentang layanan informasi
Layanan informasi ialah layanan
Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi
jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). Klien tidak hanya peserta
didik tetapi bisa juga orang tua atau wali.
Secara umum,
layanan informasi sama halnya dengan layanan orientasi, ialah bermaksud untuk memberikan pemahaman
kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang
diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan
arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Layanan orientasi dan
informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan
konseling. Selain itu akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan
dan konseling lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan informasi
itu dengan permasalahan individu. (Prayitno, 2008: 260)
Menurut Prayitno, ada tiga alasan utama
mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan. Diantaranya ialah :
1.
Informasi dapat
membantu memecahkan masalah yang dihadapi.
2.
Informasi dapat
membantu dalam menentukan arah hidup.
3.
Setiap individu
adalah unik, keunikan itu akan menghasilkan keputusan dan tindakan yang
berbeda-beda, sehingga dapat menciptakan kondisi baru.
Dengan ketiga alasan itu, layanan informasi
merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya. Lebih-lebih apabila diingat
bahwa “masa depan adalah abad informasi”, maka barang siapa yang tidak
memperoleh informasi, maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan.
B.
Jenis-jenis layanan informasi
Secara khusus dalam rangka pelayanan
bimbingan dan konseling, ada tiga jenis informasi, yaitu :
1.
Informasi pendidikan.
2.
Informasi jabatan.
3.
Informasi sosial dan budaya.
1.
Informasi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, terkadang
terdapat masalah atau kesulitan yang dihadapi peserta didik. Masalah atau kesulitan
itu berhubungan dengan :
a.
pemilihan program studi.
b.
pemilihan sekolah, fakultas dan jurusannya.
c.
penyesuaian diri dengan program studi.
d.
penyesuaian diri terhadap suasana belajar.
e.
putus sekolah.
Mereka
membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan
keputusan yang bijaksana.
2.
Informasi Jabatan
Saat-saat transisi dari dunia
pendidikan ke dunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak
orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan
yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru
dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya. Untuk itu mereka membutuhkan banyak
pengetahuan dan penghayatan tentang pekerjaan atau jabatan yang akan
dimasukinya. Pengertian dan penghayatan ini diperoleh melalui penyajian
informasi jabatan.
Informasi jabatan/pekerjaan yang
baik sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut:
a.
Struktur dan kelompok-kelompok jabatan/pekerjaan utama.
b.
Uraian tugas masing-masing jabatan/pekerjaan.
c.
Kualifikasi tenaga yang diperlukan untuk masing-masing jabatan.
d.
Cara-cara atau prosedur penerimaan.
e.
Kondisi kerja.
f.
Kesempatan-kesempatan untuk pengembangan karier.
g.
Fasilitas penunjang untuk kesejahteraan pekerjaan, seperti
kesehatan, olah raga dan rekreasi, kesempatan pendidikan bagi anak-anak, dan
sebagainya.
3.
Informasi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia dikatakan juga
masyarakat yang majemuk, karena berasal dari berbagai suku bangsa, agama dan
adat-istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Perbedaan-perbedaan ini
sering pula membawa perbedaan dalam pola dan sikap hidup sehari-hari. Namun
perbedaan yang dimiliki itu hendaknya tidak mengakibatkan masyarakatnya
bercerai-cerai, tetapi justru menjadi sumber inspirasi dalam hidup bernegara,
berbangsa dan bermasyarakat, yang dapat hidup berdampingan antara yang satu
dengan yang lain.
Untuk itu, perlunya dibekali dengan
pengetahuan dan pemahaman isi informasi tentang keadaan sosial-budaya berbagai
daerah. Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial-budaya yang
meliputi:
a.
Macam-macam suku bangsa.
b.
Adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan.
c.
Agama dan kepercayaan-kepercayaan.
d.
Bahasa, terutama istilah-istilah yang dapat menimbulkan
kesalahpahaman suku bangsa lainnya.
e.
Potensi-potensi daerah.
f.
Kekhususan masyarakat atau daerah tertentu
C.
Materi umum dan penyelenggaraan layanan informasi
Materi yang dapat diangkat melalui
layanan informasi ada berbagai macam, diantaranya :
1. Informasi
pengembangan pribadi.
2. Informasi
kurikulum dan proses belajar mengajar.
3. Informasi
jabatan.
4. Informasi
lingkungan.
Seperti halnya layanan orientasi, layanan informasi juga dapat
diselenggarakan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi yang dilengkapi
dengan peragaan, selembaraan, tayangan foto, flim, video, dan peninjauan
ketempat-tempat atau objek-objek yang dimaksudkan. Seperti juga dalam layanan
orientasi, layanan informasi diselenggarakan baik dalam bentuk pertemuaan umum,
pertemuan klasikal, maupun pertemuan kelompok.
D. Tujuan
dan fungsi layanan informasi
Layanan
informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagi pengetahuan dan pemahaman
tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan
mengembagkan pola kehodupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi, digunakan sebagai bahan
acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan
cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah
keputusan. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi
ialah pemahaman dan pencegahan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian yang
telah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa layanan orientasi dan layanan
informasi memiliki peran penting untuk melaksanakan pelayanan Bimbingan dan
Konseling. Layanan orientasi bertujuan untuk memberikan pemahaman dan memungkinkan penyesuaian penyesuaian diri
terhadap lingkungan siswa yang baru dimasuki. Hasil yang diharapkan dari
layanan organisasi ialah permudahannya penyesuian diri siswa terhadap pola
kehidupan sosial,kegiatan belajar,dan kegiatan disekolah lain yang mendukung keberhasilan
siswa. Sedangkan layanan informasi bertujuan untuk membekali siswa
dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna
untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai
pelajar dan anggota masyarakat.
B.
Saran
Untuk
mahasiswa/i hendaknya lebih lagi mempelajari tentang layanan orientasi dan
layanan informasi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Karena
materi yang kami bahas banyak sekali mempunyai kekurangan. Kritik dan juga saran
tidak lupa juga kami mintakan kepada para mahasiswa/i maupun dosen pembimbing
untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya. Karena kami sadar bahwa penulisan
makalah kami banyak memiliki kesalahan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Prof. Soetjipto & Drs. Raflis Kosasi, M.Sc, (2009), Profesi
Keguruan, Rineka Cipta, Jakarta.
2.
Prayitno, (1999). Panduan Kegiatan pengawasan Bimbingan dan
Konseling di sekolah. PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
3.
Prayitno & Amti, Erman. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,
Rineka Cipta, Jakarta.
4.
Winkel & Hastuti, Sri. (2006). Bimbingan Dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Media Abadi, Yogyakarta.
5.
Fifi Putri, Layanan Bimbingan dan Konseling, http://fifiputri98.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (diakses 10 Maret 2014)
6.
Thari Ayii, Guidance and Counseling, layanan informasi BK, http://counselingndut.blogspot.com/2013/02/layanan-informasi-bk.html (diakses 12 Maret 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar