TUGAS INDIVIDU DOSEN PEMBIMBING
Ilmu Pendidikan Drs
H.M. Thamrin , M.Pd.

PENDIDIKAN FORMAL, INFORMAL, DAN NON FORMAL
Bahrian : 13.12.3159
(STAI) DARUSSALAM MARTAPURA
2014/1435
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis pamjatkan atas kehadirat Allah SWT,karena
atas segala rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan
kita,nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan bagi kita semua di
muka bumi ini.Makalah tentang Pendidikan Formal, Non Formal, dan Informal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan.
Demikian pula penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini penulis
masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata
bahasa,oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dengan harapan
sebagai masukan dalam perbaikan karya
ini.Akhirnya,mudah –mudahan Makalah Kemonotonan dan Kecekungan ini dapat
bermanfaat.
Martapura, 13 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Pendidikan adalah hal mutlak yang
wajib dimiliki oleh semua individu, di dalam setiap ajaran agama menganjurkan
agar setiap individu wajib berusaha untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan
dapat diperoleh melalui jalur formal, non formal dan informal.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga (non formal) memiliki peranan yang
sangat penting. Ini karena setiap individu mendapatkan pendidikan yang pertama
berasal dari lingkungan keluarga. Selain dari keluarga pendidikan dapat
diperoleh pula dari lingkungan formal, dalam hal ini sekolah atau lembaga
formal lainnya yang berkompeten dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan
formal ini setiap individu akan mendapatkan pendidikan yang lebih luas mengenai
pedoman dan etika moral kemanusiaan untuk bekalnya dalam menghadapi pergaulan
di masyarakat. Lingkungan ketiga yang menjadi penentu sukses tidaknya
pendidikan iindividu adalah lingkungan masyarakat (informal), lingkungan ini
menuntut pengaplikasian pendidikan yang telah didapat oleh seorang individu
baik dari lingkungan keluarga maupun dari lingkungan formal.
Salah satu agenda utama bagi pembangunan nasional adalah sektor
pendidikan. Melalui pendidikan negara dapat meningkatkan sumber daya manusia
yang berimplikasi pada kemajuan di berbagai bidang kehidupan lainnya, seperti: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Karena
itulah pemerintah harus memenuhi hak setiap warga dalam memperoleh layananan
pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
Pendidikan tidak hanya berperan besar dalam kemajuan bangsa, melainkan
juga berkaitan dengan pasar bebas yang semakin kompetitif, pendidikan hendaknya
dipandang dapat mengakomodir masyarakat agar suatu negara memiliki
manusia-manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat menciptakan tenaga
kerja yang tidak hanya kaya akan pengetahuan teoritis melainkan juga praktis,
penguasaan teknologi, dan memiliki keahlian khusus. Hal inilah yang kemudian
menjadi dasar pengevaluasian dan peningkatan pendidikan di setiap negara secara berkesinambungan. Melihat sedemikian
penting peranan pendidikan, kemunculan pendidikan non formal dapat dipandang
sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf pendidikan
penduduk di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Konsep awal dari Pendidikan
Non Formal ini muncul sekitar akhir tahun 60-an hingga awal tahun 70-an dalam
bukunya Philip Coombs dan Manzoor A., P.H. (1985)
Dalam GBHN TAP MPR (Garis Besar Haluan Negara Ketetapan MPR) dinyatakan:
“Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan
rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu, pendidikan ialah tanggung
jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.” Hal ini berarti
setiap manusia Indonesia diharapkan supaya selalu berkembang sepanjang hidup
dan di lain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan
situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini berarti masa sekolah bukanlah
satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar melainkan hanya sebagian dari
waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.
Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan
adalah suatu proses yang terus menerus (continue) dari bayi sampai meninggal
dunia. Konsep ini sesuai dengan konsep Islam seperti yang dicantumkan dalam
hadits Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan belajar dari buaian hingga liang
lahad (pintu kubur).
Sebenarnya ide pendidikan seumur hidup telah lama dalam sejarah
pendidikan, tetapi baru populer sejak terbitnya buku Paul Langerend “An
Introduction to Life Long Education” (sesudah Perang Dunia II) kemudian diambil
alih oleh Internaional Comission on The Development of Education (UNESCO).
Istilah pendidikan seumur hidup (long life integrated education) tidak dapat
diganti dengan istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya (scope-nya) tidak
persis sama seperti istilah out of school education, continuing education,
adult education, further education, rewirent education.
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Adapun tujuan-tujuan yang
ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
2.
Memenuhi tugas yang diberikan
pada mata kuliah Ilmu Pendidikan.
3.
Sebagai bentuk perhatian
Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapiIndonesia.
4.
Suatu usaha untuk
meningkatkan kualitas pendidikanIndonesia.
5.
Membantu dalam membahas dan
menanggulangi masalah yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.
1.3 Perumusan Masalah
Pembahasan materi ini meliputi :
1.
Latar Belakang Pendidikan.
2.
Pengertian pendidikan
3.
Pengertian Lingkungan
Pendidikan formal, non formal dan informal
4.
Masalah – masalah yang
mempengaruhi dalam lingkungan pendidikan
5.
Pengaruh lingkungan formal,
non formal dan informal terhadap lingkungan pendidikan
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini kan dijabarkan
mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini.
1.
Membangun kualitas
pendidikan kearah yang lebih baik.
2.
Menelaah masalah-masalah
pendidikan yang dihadapi.
3.
Memberikan inovasi baru
dalam menghadapi masalah pendidikan
4.
Batu loncatan kepada
pendidikan yang lebih baik.
5.
Membangun cara belajar yang
lebih efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan
Adalah usaha manusia dalam
meningkatkan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Pendidikan diawali dengan
proses belajar untuk mengetahui suatu hal kemudian mengolah informasi tersebut
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi
pendidikan. Hal ini dikarenakan setiap individu yang terlibat dalam proses
pendidikan saling berinteraksi menjadi satu kesatuan dengan lingkungannya.
Lingkungan pendidikan sendiri dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.Pendidikan Formal
2. Pendidikan Informal
3. Pendidikan Non Formal
Pendidikan dalam lingkungan keluarga memiliki peranan penting terhadap
perkembangan anak. Orang tua bertanggung jawab terhadap semua peningkatan dan
kemajuan pendidikan anak-anaknya. Begitu juga dengan lingkungan sekolah, disana
para guru bertanggung jawab terhadap kemajuan prestasi anak didiknya. Selain
lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga sangat berperan
penting dalam peningkatan prestasi anak didik yaitu dengan peran sertanya dalam
pendidikan luar sekolah
Pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh setiap individu,
baik anak-anak, dewasa maupun orang tua. Ada istilah mengatakan “tidak ada kata
terlambat untuk belajar”
Betapa penting dan perlunya pendidikan itu bagi anak-anak. Dan jelaslah
pula mengapa anak-anak itu harus mendapat pendidikan. “Pendidikan ialah segala
usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan”.
“Pendidikan ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang
dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna
bagi diri sendiri dan bagi masyarakat”.
2.2 Pendidikan Formal[Sekolah]
Membahas
masalah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu diketahui, dikatakan
formal karena diadakan disekolah / tempat tertentu, teratur sistematis,
mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK
sampai PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditentukan.
Pada umumnya
lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorangmeningkatkan
pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan masyarakat.
Sekolah adalah
lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dan segala aktifitasnya
direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum.
Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan
memperdalam/memperluas, tingkah laku anak/peserta didik yang dibawa dari
keluarga serta membantu pengembangan bakat.
Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurukulum agar :
a.
Peserta didik dapat bergaul
dengan guru, karyawan, dengan temannya sendiri dan masyarakat sekitar.
b.
Peserta didik belajar taat
kepada peraturan/disiplin.
c.
Mempersiapkan peserta didik
terjun dimasyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku.
d.
Tujuan pengadaan lembaga
pendidikan formal
e.
Tempat sumber ilmu
pengetahuan
f.
Tempat untuk mengembangkan
bangsa
g.
Tempat untuk menguatkan
masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat
sehingga siap pakai.
2.3 Pendidikan Non-Formal
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah
semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan
berencana, diluar kegiatan proses persekolahan. Komponen yang diperlukan harus
disesuaikan dengan keadaan anak/peserta didik agar memperoleh hasil yang
memuaskan, antara lain:
a.
Guru atau tenaga pengajar
atau pembimbing atau tutor
b.
Fasilitas
c.
Cara menyampaikan atau
metode
d.
Waktu yang dipergunakan
Bidang pendidikan non-formal
meliputi:
a.
Pendidikan masyarakat
b.
Keolahragaan
c.
Pembinaan generasi muda
Oleh karena itu ketiganya mempunyai fungsi dan
tugas untuk mengemban pendidikan yang dapat diperinci sebagai berikut:
- Fungsi dan tugas pendidikan masyarakat :
- Fungsi :
- Tugas :
- Menyusun program kegiatan dan memberi petunjuk serta pengarahan kepada orang yang bergerak dibidang masyarakat
- Mengendalikan dan menilai tenaga tehnis serta menggunakan sarana sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku
- Membimbing dan mengendalikan kegiatan usaha dibidang pendidikan masyarakat
- Menyelenggarakan supervisi, membuat laporan dan mengajukan usul kepada Ka Kan Wil setempat
- Fungsi :
- Membina program olah raga dengan kurikulum pendidikan luar sekolah
- Mengurus tenaga thnisnya dan sarana prasarananya
- Tugas :
- Menyusun program keolahragaan
- menilai tugas tehnisnya
- Membimbing dan mengendalikan penyelenggaraanya
- Membuat laporan berkala
- mengajukan usul/saran/pertimbangan kepada atasannya
- Fungsi :
- Tugas :
- Membina program kegiatan dan kurikulum latihan masyarakat
- Mengurus dan membina tenaga tehnis pendidikan masyarakat
- Mengurus dan membina sarana pendidikan masyarakat
- Fungsi dan tugas keolahragaan :
- Fungsi dan Tugas Pembinaan Generasi Muda :
- Membina program kegiatan dan kurikulum latihan kepemudaan
- Mengurus dan membina tenaga tehnis kegiatan pembinaan generasi muda termasuk sarananya
- Menyusun program kegiatan pembinaan generasi muda dan membina generasi muda
- Mengendalikan dan menilai tenaga tehnis beserta sarana dan prasarananya
- Membina kerja sama dengan badan lain yang terkait
- menyelenggarakan supervisi
- Membuat laporan / usul / saran / pertimbangan dengan Ka Kan Wil
2.4 Pendidikan In Formal
Pendidikan
informal ini terutama berlangsung ditengah keluarga. Namun mungkin juga
berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar,
terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu.
Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa daya
program waktu (tak terbatas) dan tanpa adanya evaluasi. Adapun alasannya diatas
pendidikan in formal ini tetap memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan
pribadi seseorang/peserta didik.
Pendidikan ini dapat berlangsung diluar sekolah, misalnya didalam
keluarga atau masyarakat, tetapi jg dapat pada saat didalam suasana pendidikan
formal/sekolah, misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu jajan dikantin
atau pada waktu saat pemberian pelajaran tentang keadaan sikap guru mengajar,
atau saat guru memberikan tindakan tertentu kepada anak.
Pendidikan informal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk
lingkungan keluarga / rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat.
2.5 Masalah Masalah Yang Mempenharuhi Lingkungan Pendidikan
1.Masalah pendidikan Formal
Pendidikan
formal umumnya didirikan oleh pemerintah atau lembaga tertentu yang berkompeten
dalam bidang pendidikan. Contohnya Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Dasar Luar Biasa, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan seterusnya. Pendidikan
formal ini selain didirikan oleh pihak pemerintah juga didirikan pula oleh
Pihak Swasta. Keberadaan pihak swasta menjadikan pendidikan formal semakin
mudah untuk didapat.
Dari keberadaan
pendidikan formal, masalah yang sering muncul adalah kurangnya tenaga pendidik
yang profesional. Banyak para guru dalam mengajar tidak menggunakan metode
pengajaran yang baik dan kurangnya jiwa pendidik, mereka hanya bisa mengajar
tapi tidak bisa mendidik.
2. Masalah Pendidikan Non Formal
Pendidikan
Non Formal berada dalam lingkungan keluarga. Baik buruknya pendidikan keluarga
ditentukan oleh kepala keluarga masing-masing dalam memanajemen keluarganya.
Masalah yang
sering muncul dalam lingkungan pendidikan non formal adalah kurangnya perhatian
keluarga kepada anak, minimnya keadaan keuangan keluarga sehingga banyak
anak-anak mereka yang tidak mampu mengenyam pendidikan tinggi.
3. Masalah Lingkungan Pendidikan
Informal
Pendidikan
informal adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat, selain yang bentuknya
formal ada juga yang tidak formal. Masalah yang sring terjadi dalam pendidikan
informal adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemahaman pendidikan,
sehingga pergaulan dalam masyarakat menjadi rudak dan individu tersebut tidak
bisa mengartikan betapa pentingnya pendidikan bagi dirinya sendiri kelak maupun
bagi masyarakat sekitar.
2.6 Pengaruh Lingkungan Formal, NonFormal Dan Informal
Formal, Informal dan Non Formal terhadap Lingkungan Pendidikan
Lingkungan
Formal, Non Formal ataupun Informal sangat berpengaruh terhadap lingkungan
pendidikan, seperti misalnya lingkungan sekolah, sangat berperan pada individu
tersebut dimana ia bisa belajar dari mulai usai 4 tahun hingga 23 tahun atau
dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi. Dari guru atau sekolah individu dapat
menerima berbagai pelajaran yang nantinya dapat digunakan untuk bergaul dalam
lingkungan masyarakat. Pelajaran di sekolah baik yang pelajaran teori maupun
praktek akan sangat bermanfaat bagi perkembangan individu di dalam lingkungan
non formal dan informal.
Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai etika dan
sopan santun. Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun dan etika ini dimulai
dari pendidikan nonformal dalam keluarga. Di dalam keluarga individu dididik untuk
menjadi seorang anak yang baik, yang tahu sopan santun dan etika serta
mempunyai moral sifat yang terpuji. Selain dari keluarga pendidikan etika dan
moral ini diperoleh juga dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan
informal di masyarakat.
Ketiga lingkungan pendidikan baik Formal, Non Formal dan Informal sangat
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan keberhasilan pendidikan seorang
individu. Dari mulai lahir seorang anak akan didik dalam lingkungan keluarga
(non formal) dari yang tidak mengerti menjadi mengerti dan seterusnya hingga
mereka dapat mengerti benar tentang bagaimana cara hidup yang baik, berprilaku
dan bersopan santun. Selanjutnya seorang individu akan memasuki pendidikan
Formal setelah mengalami penggembelengan dalam lingkungan pendidikan keluarga.
Dlam lingkungan pendidikan formal ini seorang individu akan diajarkan banyak
sekali pengetahuan yang belum pernah ia miliki, dari pengetahuan pribadi,
sosial, keagamaan sampai ke pengetahuan yang berasal dari luar kebudayaannya.
Di sini seorang individu akan mendapat pengakuan dan legalitas dengan
didapatkannya surat tanda tamat belajar setelah ia berhasil melewati proses
pembelajaran dengan kurun waktu tertentu. Lingkungan pendidikan yang ketiga
yang tidak kalah penting dan menjadi penentu berhasil tidaknya pendidikan pada
lingkungan pendidikan non formal dan formal adalah pendidikan informal
(pendidikan masyarakat). Di sini mereka akan bergaul langsung dengan masyarakat
yang mempunyai beraneka ragam sifat dan kepribadian. Mereka dituntut untuk bisa
mengaplikasikan hasil dari pendidikan keluarga dan sekolah. Di dalam lingkungan
pendidikan informal seorang individu akan diberikan pembelajaran mengenai
bagaimana menentukan sikap, bermusyawarah dan sebagainya.
Dari uraian di atas jelas pembelajaran yang didapatkan dari seorang
individu tidak hanya berasal dari satu lingkungan pendidikan saja, melainkan
dari ketiga lingkungan pendidikan sehingga antara yang satu dengan yang lain
saling menyempurnakan dan akhirnya akan menghasilkan didikan yang ideal atau
dalam istilah lain akan dihasilkan seorang insan kamil (manusia yang sempurna
yang berguna bagi bangsa dan agama)
2.7 Lingkungan Pendidikan Formal
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Formal
Lingkungan
pendidikan formal menurut Dinn Wahyudin (2007 : 3.9) adalah suatu satuan (unit)
sosial atau lembaga sosial yang secara sengaja dibangun dengan kekhususan
tugasnya untuk melaksanakan proses pendidikan. Dalam Undang – Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 11 dijelaskan bahwasannya
pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstuktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
2. Bentuk Pendidikan Formal
Pada
jalur pendidikan formal pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah serta Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jenjang
pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas , Madrasah Aliyah, Sekolah
Menengah Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan. Sedangkan pendidikan tinggi berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.
3. Tujuan Pendidikan Formal
Pendidikan
formal atau sekolah mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan jenjang bentuk
dan jenisnya. Tujuan sekolah dapat ditemukan pada kurikulum sekolah yang
bersangkutan. Tujuan sekolah umumnya adalah memberikan bekal kemampuan kepada
peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya.
4. Karakteristik Pendidikan Formal
Adapun karakteristik pendidikan formal antaralain
(a) lebih menekankan pengembangan
intelektual
(b) peserta didik bersifat
homogeny
(c) isi pendidikan terprogram secara formal/kurikulumnya tertulis
(d) terstruktur, berjenjang dan bersinambungan
(e) waktu pendidikan terjadwal dan relatif lama
(f) cara pelaksanaan pendidikan
bersifat formal dan artificial
(g) evaluasi pendidikan
dilaksanakan secara sistematis
(h) credential harus ada dan
penting.
2.8 Lingkungan Pendidikan Non Formal
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Non Formal
Lingkungan
pendidikan non formal merupakan lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial
di masyarakat , baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai peran dan
fungsi edukatif (Tirtarahardja dan Sula , 2000 : 179). Dalam Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab I Pasal 12 Pendidikan nonformal adalah
jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang.
2. Bentuk Pendidikan Non Formal
Bentuk
pendidikan non formal dapat terselenggara secara terstruktur dan berjenjang,
dapat pula diselenggarakan secara tidak terstruktur dan berjenjang. Bentuk
penyelanggaraan pendidikan non formal secara terstruktur dan berjenjang antara
lain kursus komputer, kursus bahasa inggris, kelompok belajar paket A, kelompok
belajar paket B yang merupakan lembaga kursus yang mempunyai tingkat kecakapan.
Adapun bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak
berjenjang misalnya informasi, penyuluhan, ceramah melalui media.
3. Tujuan Pendidikan Non Formal
Pendidikan Non Formal
mempunyai tujuan pendidikan ditentukan oleh bentuk pendidikan formal itu
sendiri sesuai dengan jenisnya. Dalam Wahyudin (2007 : 3.13) pendidikan non
formal dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah, juga pengembang
pendidikan formal dan informal.
4. Karakteristik Pendidikan Non Formal
Menurut Wahyudin
(2007 : 3.12) karakteristik pendidikan formal antara lain :
(a) lebih menekankan pada pengembangan ketrampilan praktis
(b) peserta didiknya bersifat heterogen
(c) isi pendidikan ada yang terprogram secara tertulis ada pula yang
tidak terprogram secara tertulis
(d) dapat terstruktur, berjenjang, dan bersinambungan dan dapat pula
tidak terstruktur, tidak berjenjang dan tidak bersinambungan
(e) waktu pendidikan terjadwal ketat atau tidak terjadwal, lama
pendidikan relatif singkat
(f) cara pelaksanaan pendidikan bersifat mungkin artificial mungkin pula
bersifat wajar
(g) evaluasi dilaksanakan secara sistematis dapat pula tidak sistematis
(h) credential mungkin ada dan mungkin pula tidak ada.
2.9 Lingkungan Pendidikan Informal
1. Pengertian Lingkungan Pendidikan Inform
Menurut
Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab
1 Pasal 13, Pendidkan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pelaksanaan pendidikan berlangsung tidak dengan cara-cara artificial, melainkan
secara alamiah atau berlangsung secara wajar, oleh sebab itu pendidikan dalam
keluarga disebut pendidikan informal.
2. Bentuk Pendidikan informal
Bentuk
pendidikan informal adalah keluarga. Bentuk keluarga berdasarkan
keanggotaannya, menurut Kamanto Sunarto (Wahyudin, 2007 : 3.11) dibedakan
menjadi keluarga batih (nuclear family) dan keluarga luas (extended family).
Keluarga batih adalah keluarga terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Sedangkan keluarga luas adalah keluarga yang terdiri atas beberapa keluarga
batih.
5. Tujuan Pendidikan Informal
Sekalipun
tidak ada tujuan pendidikan dalam keluarga yang dirumuskan secara tersurat,
tetapi secara tersirat dipahami bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga pada
umumnya adalah agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama, bermoral, dan
menjadi anggota masyarakat yang baik. Fungsi pendidikan dalam keluarga menurut
Wahyudin (2007 : 3.7) adalah
(a) sebagai peletak dasar
pendidikan anak, dan
(b) sebagai persiapan ke arah
kehidupan anak dalam masyarakatnya.
6. Karakteristik Pendidikan Informal
Karakteristik pendidikan informal antara lain :
(a) tujuan pendidikan lebih menekankan pada pengembangan karakter
(b) peserta didiknya bersifat heterogen
(c) isi pendidikan tidak terprogram secara formal
(d) tidak berjenjang
(e) waktu pendidikan tidak terjadwal ketat, relatif lama
(f) cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
(g) evaluasi pendidikan tidak sistematis dan incidental
(h) credential tidak ada dan tidak penting.
2.10 Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi
Belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (1985 : 768), prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau
dilakukan atau dikerjakan. Sedangkan belajar menurut Fontana dalam Panen (2001
: 1.2) adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu
sebagai hasil pengalaman. Pendapat lain mengenai belajar dikemukakan Nana
Sujana dalam Yusniyah (2008 : 23) belajar adalah proses yang ditandai dengan
adanya perubahan, dimana perubahan tersebut dapat menunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti penambahan pengetahuan, pemahaman setiap tingkah laku, kecakapan
atau kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan sebagainya yang ada pada
individu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
hasil dari proses perubahan dalam perilaku individu dalam bentuk penambahan
pengetahuan, pemahaman, kecakapan, reaksi dan sebagainya sebagai hasil
pengalaman.
2.Hubungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dengan prestasi belajar
Dalam
Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 10,
yang dimaksud dengan Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Bedjo dalam Suharni (diakses tanggal 14 juli 2011) bahwa:
“Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar
siswa di antaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat”. Pendapat tersebut menguatkan
bahwa ke tiga aspek tersebut saling berkaitan dalam pengupayaan pendidikan yang
optimal.
Berbagai
upaya dilakukan agar program-program pendidikan dari ke tiga sub system
tersebut saling mendukung dan memperkuat antara satu dengan lainnya dalam
rangka meningkatkan prestasi belajar. Di lingkungan keluarga di upayakan
berbagai hal terkait pola asuh yang efektif, antara lain dengan kasih sayang,
motivasi, perhatian, pendidikan keagamaan, pendidikan etika, serta dalam hal
asupan gizi yang menunjang yang dapat menjadi landasan pengembangan atau
peningkatan prestasi belajar baik di sekolah khususnya serta masyarakat pada
umumnya.
Dengan
dukungan penuh dari keluarga peserta didik akan lebih merasa termotivasi untuk
mencapai tingkat prestasi belajar yang baik di sekolah. Hal ini sejalan dengan
penelitian penulis tentang pengaruh pola asuh orang tua dengan prestasi belajar
anak, dimana terdapat keterkaitan yang erat antara pola asuh yang baik dengan
prestasi belajar (Amalia : 2002). Hal serupa juga dikemukakan Suharmi (diakses
tangggal 14 Juli 2011) pada hasil penelitannya yang menunjukkan pengaruh yang
besar antara pendidikan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Dalam
pendidikan informal, orang tua berperan dalam pembentukan sikap siswa, prestasi
yang baik dan berkualitas. Sikap yang demokratis dan bijaksana dari orang tua
siswa dapat meningkatkan keinginan untuk lebih giat belajar supaya dapat
mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Dalam
lingkungan formal, guru sebagi pengemban tanggung jawab hendaknya dapat
menggantikan fungsi orang dewasa dalam keluarga sebagai pendidik. Tidak hanya
dengan motivasi dan perhatian, penggunaan media pengajaran dan metode
penyampaian materi yang baik juga memberikan nilai yang sangat menunjang
keberhasilan peserta didik dalam berprestasi.
Di
samping pendidikan formal dan informal, pendidikan non formal memiliki fungsi
yang tak kalah penting dalam pencapaian prestasi belajar yang baik. Pendidikan
non formal ini dapat berfungsi sebagai pengganti, pelengkap, penambah juga
pengembang pendidikan di keluarga dan pendidikan di sekolah. Dalam rangka
mengoptimalkan prestasi belajar, individu atau peserta didik dapat menambah
pengetahuannya mengenai bidang pendidikan yang di peroleh pada pendidikan non
formal. Hal ini diperkuat dengan penelitian mengenai hubungan bimbingan belajar
(bimbel) terhadap upaya peningkatan prestasi belajar siswa menunjukkan hasil
yang positif antara pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa
(Internet, diakses 21 Juli 2011). Penelitian lain mengenai pengaruh bimbingan
belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan menggunakan populasi dalam
penelitian berjumlah 109 siswa, juga menunjukkan terdapat pengaruh yang
signifikan antara bimbingan belajar dan prestasi belajar (Internet, diakses 21
Juli 2011). Dalam artian hasil belajar siswa cenderung meningkat lebih tinggi
dengan diiringi pendidikan tambahan atau pendidikan non formal, hal ini dapat
dikarenakan pendidikan non formal cenderung lebih spesifik pada bidang yang
ditekuni, sehingga peserta didik lebih dapat meningkatkan prestasi belajar
serta dapat mengaplikasikan hasil pendidikan keluarga dan sekolah pada
masyarakat.
Dari pemaparan di atas terdapat hubungan yang signifikan antara
pendidikan formal, non formal dan informal sebagai upaya peningkatan prestasi
belajar. Dengan demikian dapat diartikan pendidikan formal dan non formal
berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan pendidikan
informal, dan pendidikan informal diharapkan dapat bekerja sama serta mendukung
kegiatan pendidikan formal dan pendidikan non formal. Ketiga sub system tersebut
tidak dapat dipisahkan, namun saling menyempurnakan dan pada akhirnya akan
menghasilkan peningkatan prestasi belajar atau keberhasilan pendidikan
individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang
alam sekitarnya. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. Ketiga aspek tersebut merupakan faktor
yang sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar sesorang.
Dalam pergaulannya di masyarakat, individu harus mempunyai etika dan sopan
santun. Untuk mendapatkan pembelajaran sopan santun dan etika ini dimulai dari
pendidikan nonformal dalam keluarga, dari pendidikan formal di sekolah dan
pendidikan informal di masyarakat.
3.2 Saran
Untuk
peningkatan prestasi belajar individu dalam menempuh pendidikan yang
berkualitas, maka saran yang penulis berikan antara lain :
a. Meningkatkan ketertarikan individu terhadap pendidikan dengan berusaha
mengambil hikmah dan pelajaran yang berasal dari ketiga lingkungan
pendididikan.
b. Berusaha meningkatkan iman dan taqwa, sehingga individu dapat
berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agama yang mulia.
d.
Meningkatkan peran serta
lingkungan pendidikan semaksimal mungkin untuk dapat membimbing dan mengarahkan
individu untuk lebih berprestasi dalam pendidikan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bolandcapzlock 2011.
“Pengaruh Pendidikan Formal, Non Formal Dan Informal Terhadap Prestasi
Pendidikan” http://bolandcapzlock.wordpress.com/
2.
Sejathi 2011. Tujuan
Pendidikan http://id.shvoong.com/social- sciences/education
/2108589-tujuan-pendidikan/#ixzz1QlE3dtDW
3.
Iconhamzah 2011. Pengertian
Pendidikan Nonformal
http://id.shvoong.com/writing-and-\speaking/2147682-pengertian-pendidikan-
nonformal /#ixzz1QlbWJ9kS
4.
Atmie aisty 2009. Pengaruh
Pendidikan Keluarga Terhadap Perkembangan Moral
Remaja.http://aizholic.blogspot.com/2009/11/pengaruh – pendidikan- keluarga terhadap.html
5.
pondokibu.com. 2009. “
Dampak Pendidikan Karakter Terhadap Akademi Anak “
http://pondokibu.com/parenting/pendidikan-psikologi-anak/dampak- pendidi kan
-karakter-terhadap-akademi-anak/
6.
Sejathi 2011. Tujuan
Pendidikan http://id.shvoong.com/social- sciences/education
/2108589-tujuan-pendidikan/#ixzz1QlE3dtDW
7.
Iconhamzah 2011. Pengertian
Pendidikan Nonformal
http://id.shvoong.com/writing-and-\speaking/2147682-pengertian-pendidikan-
nonformal /#ixzz1QlbWJ9kS
8.
Atmie aisty 2009. Pengaruh
Pendidikan Keluarga Terhadap Perkembangan Moral
Remaja.http://aizholic.blogspot.com/2009/11/pengaruh – pendidikan- keluarga
terhadap.html
9.
Purwanto, Ngalim. 1985.
Ilmu Pendidikan. Bandung, CV. Remaja Karya.
10. Bolandcapzlock 2011. “Pengaruh Pendidikan Formal, Non Formal Dan
Informal Terhadap Prestasi Pendidikan” http://bolandcapzlock.wordpress.com/
mediakeren
BalasHapus